Ujian Akhir Semester
HERLY NAPRITILOVA
06122503013
Prodi Teknologi Pendidikan
Mata Kuliah Landasan dan Problematika
Pendidikan
Penguji Dr. Josep, MA., dan Dr. Edi
Harapan, M.Pd.
Program
Pasacasarjana UNSRI
1. Pendidikan
sebagai ilmu bersifat multidimensional baik dari segi filsafat (epistemologis,
aksiologis, dan ontologis) maupun secara ilmiah. Jelaskan pandangan saudara
tentang pelaksanaan epistimologi, aksiologi, dan ontologi dalam pelaksanaan
proses pendidikan pada saat ini.
Penyelesaian:
Menurut Suriasumantri epistemology merupakan asas mengenai cara bagaimana materi
pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh pengetahuan. Aksiologi
merupakan asas dalam menggunakan pengetahuan yang diperoleh dan disusun dalam
tubuh pengetahuan tersebut. ontology merupakan asas dalam menetapkan ruang
lingkup ujud yang menjadi objek penelaahan, serta penafsiran tentang hakikat
realitas dari objek tersebut.
Pandangan saya tentang pelaksanaan epistimologi
dalam pelaksanaan proses pendidikan pada saat ini relatif sesuai dengan
peruntukannya, karena epistomologi
membahas tentang cara yang diaplikasikan dengan penerapan metode-metode
dalam proses pembelajaran guna menghasilkan pendidikan yang berkualitas.
Epistimologi sering dimulai dengan kata tanya ‘Bagaimana’ sehingga produk dari
epistimologi biasanya berupa metode-metode serta cara untuk mengatasi
masalah-masalah yang ada didalam dunia pendidikan. Dalam situasi konkrit guru
senantiasa menyiapkan sejumlah metode yang diawali dengan pembuatan RPP serta
bahan-bahan ajar pendukung lainnya. Sebaiknya RPP ini berbeda untuk setiap
kelas, karena setiap kelas memiliki siswa yang berbeda, setiap siswa mempunyai
karakteristik yang berbeda pula, sehingga cara menyampaian dan rencana
pembelajaran akan berbeda untuk setiap objeknya.
Aksiologi sering diwakilkan dengan kata tanya
‘Untuk apa’, jika dikaitkan dengan proses pendidikan sekarang ini pendidikan
diperuntukan untuk mencerdaskan anak bangsa sehingga nantinya dapat membuat
nama Indonesia harum dimata dunia. Pendidikan Indonesia juga bertujuan untuk
menciptakan peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan zaman, karena peserta
didik yang kita didik sekarang akan membawa Indonesia dimasa depan, jika
peserta didik yang disiapkan sekarang tidak mampu bersaing dimasa depan, maka akan
dibawa kemana Indonesia dimasa akan datang?
Ontologi ditandai dengan kata tanya ‘Apa’, UU
sisdiknas 2003 jelas menyatakan bahwa, Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampillan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kalimat
ini menggambarkan secara jelas makna pendidikan di Indonesia yang tidak hanya
menekankan pada pengetahuan semata, tetapi pasa pembentukan akhlak mulia guna
menghasilkan masyarakat yang berbudaya.
2. Menurut
Robert l. Mathis dan Jhon H. Jackson (2004) kontributor utama globalisasi adalah
perkembangan dan evolusi telekomunikasi dan teknologi yang membantu pengiriman
informasi yang sangat cepat. Apa manfaat telekomunikasi dan teknologi informasi
bagi pelaksanaan pembelajaran pada saat ini? Jelaskan pendapat saudara apa
keuntungan dan kerugian yang diperoleh guru dan siswa bila belajar menggunakan
bantuan teknologi komunikasi dan informasi.
Penyelesaian:
Menurut Robert Mathis dan Jhon H. Jackson (2004)
kontributor utama globalisasi adalah perkembangan dan evolusi telekomunikasi
dan teknologi yang membantu pengiriman informasi yang cepat. Teknologi
komunikasi seperti satelit telah menghadirkan televisi dan layanan telepon
nirkabel ke desa-desa terpencil di Afrika, India, China, dan Amerika Latin.
Pertumbuhan pengunaan internet di seluruh dunia telah menjadikan orang-orang
dan perusahaan-perusahan dapat dengan mudah berkomunikasi dan memiliki akses
data dalam jumlah yang sangat besar.
Dari teori diatas terlihat jelas bahwa
dengan adanya teknologi telekomunikasi dan informasi membantu dunia pendidikan
dalam hal proses pembelajaran. Sebagai contoh proses pembelajaran akan lebih
menarik karena para pelaku pendidikan memiliki sumber belajar yang tidak
terbatas. Informasi yang berada jauh di negara tetangga atau benua lain bisa
dengan mudah dan cepat dapat diterima karena adanya teknologi informasi dan
komunikasi. Contoh nyata aplikasi teknologi infomasi dan komunikasi dapat
dilihat dalam proses pembelajaran jarak jauh, universitas terbuka dan
pendidikan online lainnnya. Hal ini membuat proses pendidikan tidak terpaku
dengan konsep klasikal semata tetapi dapat lebih fleksibel disesuaikan dengan
kebutahan. Teknologi tercipta atau diciptakan untuk membantu manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya salah satunya untuk memenuhi kebutuhan belajar dan
pembelajaran.
Bapak Teknologi pendidikan Prof.Miarso
mengemukakan manfaat dari pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dapat
berupa perpustakaan elektronik, surat elektronik dan sistem distribusi bahan
belajar elektronik (digital).
Keuntungan yang diperoleh guru
dengan menggunakan teknologi infomasi
dan komunikasi diantaranya: guru memiliki banyak referansi untuk mengajar,
dengan teknologi guru bisa menciptakan bahan ajar yang interaktif, kreatif dan
bervariasi untuk menumbuhkan dan menambah minat belajar siswa.
Keuntungan yang diperoleh siswa dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi diantaranya: siswa dapat dengan
mudah mengakses materi pelajaran tanpa perlu terpaku pada satu buku saja, siswa
memiliki sumber belajar yang tak terbatas, siswa menjadi lebih tertarik
terhadap materi yang disjikan dengan pemanfaatan teknologi komunikasi dan
informasi contohnya: penggunaan media komputer yang disajikan dalam bentuk
powerpoint, dilengkapi dan beberapa gambar dan vidio menumbuhkan antusias peserta
didik dalam proses pembelajaran.
Kerugian guru menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi adalah guru terbiasa mengambil materi secara utuh
(copy paste) dari situs-situs internet sehingga kreatifitas guru
berangsur-angsur mulai berkurang. Penggunaan teknologi komunikasi dan informasi
yang berlebihan cenderung memanjakan guru sehingga guru terbiasa membuka file
lama (RPP tahun lalu) dan menggunakannya lagi untuk tahun berikutnya.
Kerugian siswa dalam pemanfaatan
teknologi komunikasi dan informasi diantaranya: siswa menjadi malas membuka buku, karena lebih mudah
mencari jawaban di situs internet dan dapat langsung meng-copy paste tanpa di
cerna dan dipahami terlebih dahulu. Pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi yang kurang terkontrol akan membuka celah peserta
didik dalam men-down load situs-situs yang dilarang, sehingga sebaiknya dalam
proses pembelajaran ada kontrol yang dilakukan oleh orang dewasa (guru ataupun
orang tua) untuk menanggulangi akses-akses peserta didik ke situ-situs
terlarang.
3. Mempelajari
”Landasan dan Problematik Pendidikan” bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai
problem yang terjadi dalam praktik pendidikan dan pembelajaran. Sebutkan 10
problem pendidikan yang sedang trend pada saat ini, dan jelaskan lima
saja dari 10 problem tersebut, kemudian sertakan landasan teori yang diperlukan untuk memecahkan masing-masing dari problem tersebut.
Penyelesaian:
Sepuluh masalah pendidikan yang sedang
tren saat ini yaitu: pembubaran RSBI oleh MK, mutu pendidikan yang menurun,
angka putus sekolah, biaya pendidikan yang relatif mahal, sertifikasi guru,
kenakalan antar pelajar (tawuran), perubahan kurikulum, kurangnya tenaga
pengajar di sekolah-sekolah terpencil, fasilitas yang berbeda disetiap sekolah,
pengorganisasian dana BOS.
Uraian:
PEMBUBARAN RSBI
Sepekan terakhir ini RSBI menjadi
soroton, keputusan MK yang membubarkan status sekolah bertaraf Internasional
menjadi perbincangan dan topik yang marak dibahas di sekolah-sekolah. Tak luput
sekolah saya juga, RSBI dinilai telah melenceng jauh dari UUD 1945. Pasal 31
jelas menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Jika
kita telaah lebih jauh kalimat tersebuut mengandung pengertian semua warga
negara mempunyai kesamaan hak dalam mengenyam pendidikan, tetapi sayangnya
adanya RSBI membuat pengkotak-an pendidikan.
Kesenjangan sangat terlihat antara si
kaya dan si miskin, yang mampu mengenyam pendidikan di ssekolah-sekolah
bertarap Internasional hanya anak-anak yang berasal dari keluarga kaya. Tentu
saja ini tidak sesuai dengan UU Negara kita. Penggunaan bahasa pengantar selain
bahasa Indonesia juga menjadi masalah tersendiri, sebaiknya apapun institusinya
selama masih berada dalam wilayah kesatuan republik Indonesia hendaknya
menjunjung tinggi dan bangga dengan bahasa dan budaya Indonesia. Bukan tidak
boleh menggunkan bahasa asing tetapi sebaiknya bahasa asing tidak digunakan
sebagai bahasa pengantar, ada cara lain untuk mengoptimalkan penggunaan bahasa
asing yaitu dengan adanya kelas convertation atau penerapan ekstrakulikuler
english club dan lain-lain.
Kompas 13 Januari 2013 memuat berita
Mendikbud Mempertanyakan Penghapusan RSBI? Terlihat jelas bahwa menteri
pendidikan kita menyayangkan penghapusan tersebut, tapi saya pribadi setuju
sekali akan penghapusan label tersebut, karena menciptakan generasi yang handal
dan berkualitas tidak musti dari sekolah-sekolah bertaraf Internasional.
Hendaknya RSBI menghasilkan lulusan
yang mampu bersaing ditingkat Internasional bukan memaksakan penerapan Internasionalisme
dilingkungan pendidikan Indonesia karena yang dibutuhkan Indonesia adalah
sekolah yang mampu menghasilkan lulusan yang berdaya saing Internasional tanpa
kehilangan jati diri bangsa.
KENAKALAN REMAJA (tawuran antar pelajar)
Tahun 2012 dunia pendidikan diwarnai
oleh aksi tawuran pelajar dibebarapa daerah, hal ini menyebabkan banyak pihak
angkat suara dan memandang pendidikan diIndonesia dengan sebelah mata.
Kenakalan pelajar yang diwarnai aksi tawuran bukanlah tanggung jawab lembaga
pendidikan semata, kerja sama dengan berbagai pihak merupakan jalan terbaik
yang harus ditempuh agar pendidikan Indonesia tidak di pandang sebalah mata.
Penekanan tentang nilai moral, budi perkerti, budaya serta karakter bangsa
merupakan langkah awal pemerintah untuk menanggulangi dan mengurangi angka
kenakalan remaja (tawuran antar pelajar).
Tawuran antar pelajar yang berujung
kematian pada september 2012 ini menjadi head-line beberapa koran ibu kota.
Seperti yang dilansir oleh harian Tempo Jakarta yang membahas aksi tawuran
tersebut, dalam berita ini terlihat jelas duka keluarga korban. Kejadian yang
berujung maut yang menyisahkan banyak penyeselan.
Orang tua merupakan memiliki fungsi
penting dalam menanggulangi tawauran pelajar karena sebagian besar waktu
peserta didik dihabiskan dilingkungan rumah tangga. Perhatian dan kasih sayang
yang cukup dari orang tua secara tidak langsung akan menekan/mengurang angka
tawuran, karena remaja seusia itu membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari
orang-orang terdekat.
SERTIFIKASI GURU
Sertifikasi guru menjadi salah satu
masalah pendidikan sekarang ini. Hal ini disebabkan dari hasil UKG yang
dilaksakan secara on-line menampilkan hasil yang tidak memuaskan. Secara global
lebih dari guru yang mencapai kompetensi kurang dari 50%. Kenyataan ini membuat pemerintah membuat
peraturan-peraturan yang lebih ketat dalam men-sertifikasi guru.
Fakta dilapangan guru yang mendapatkan
tunjangan sertifikasi merupakan guru-guru senior hal ini menyebabkan kekurang
pahaman guru tersebut akan perkembangan teknologi. Bukan berarti guru yang
tidak lulus sertifikasi tidak berkompeten dibidangnya, banyak cara untuk
menilai kompetensi seseorang, UKG salah satu caranya tetaapi mungkin tidak
cocok untuk guru-guru yang telah senior (berusia lanjut)
PERUBAHAN KURIKULUM
Kurikulum merupakan bagian penting
dari pendidikan, kurikulum diIndonesia selalu berkembang mengikuti kebutuhan
zaman mulai contoh kurikulum 1994, 2004, KTSP dan sekarang akan berganti nama
menjadi kurikulum 2013. Apapun judul yang dipilih untuk kurikulum diIndonesia
hendaknya tetap memperhatikan hak-hak peserta didik. Karena hanya dengan
mempertimbangkan kebutuuhan dan perkembangan peserta didiklah kurikulum yang
nantinya akan disusun dapat dimamfaatkan dengan maksimal. Kurikulum akan menjadi
sia-sia jika peruntukannya tidak disesuaikan dengan kemampuan peserta didik.
Kompas.com 12 januari 2013 melansir
berita yang bertajuk Perubahan kurikulum harus berjalan, berita ini membahas
tentang perubahan kurikulum 2013 yang disiapkan
pemerintah untuk memenuhi standar kompetensi lulusan, standar proses, dan
standar isi yang merupakan tiga dari delapan standar nasional pendidikan.
Perubahan kurikulum ini merupakan upaya serius pemerintah meningkatkan mutu
pendidikan nasional.
KURANGNYA TENAGA PENGAJAR DISEKOLAH-SEKOLAH
TERPENCIL
Secara global Indonesia memiliki
tenaga pengajar yang banyak, hanya saja tingkat penyebaran tenaga pendidik
tersebut menumpuk dikota-kota besar. Tidak
dapat dipungkiri bahwa pendidikan dimanapun wilayahnya memerlukan tenaga pengajar,
tetapi tenaga pengajar untuk daerah-daerah terpencil sangatlah sedikit.
Pengajar-pengajar cenderung tidak ingin bersusah payah menempuh perjalanan yang
sedikit jauh untuk mentransfer ilmu yang dimilikinya.
Pengajar memang mempunyai hak untuk memilih tempat
mereka mengajar, tetapi mereka kadang lupa, bahwa mereka juga mempunyai
kewajiban untuk mencerdaskan anak bangsa, mereka seakan menutup mata hak-hak
dari para siswa (pedalaman) yang juga mempunyai hak yang sama seperti
siswa-siswa lain (siswa perkotaan).
Pemerintah memang berusaha memenuhi kebutuhan
tenaga pengajar di daerah pedesaan, salah satu caranya adalah dengan membuka
penerimaan tenaga pengajar untuk daerah pedesaan. Awalnya kuota itu terpenuhi,
tetapi hal ini tidak bertahan lama, karena 3-5 tahun kemudia, tenaga pengajar
yang telah terpilih tersebut berbondong-bondong menghianati tugasnya, dengan
dalih pindah keluar kota, ikut suami dan sebagainya yang akhirnya daerah
tersebut kembali kekurangan tenaga pengajar. Hal seperti ini berlangsung tiap
tahun, dengan cara yang beragam.
Keenggangan sebagian tenaga
pendidik untuk mengabdi di daerah-daerah terpencil mungkin disebabkan oleh
nasib guru yang mengabdi di daerah terpencil tidak seperti guru diperkotaan
dalam surat kabar kompas edisi Kamis 26 Juli 2012 yang bertajuk Digubuk ini,
Daman, Guru daerah teerpencil, Tinggal terlihat jelas kondisi tenaga pendidik
di daerah terpencil.
4. Kebudayaan
merupakan salah satu pijakan di dalam pendidikan yang berpengaruh terhadap
proses pendidikan yang sedang berlangsung. Sebaliknya pendidikan itu sendiri
akan menghasilkan kebudayaan-kebudayaan baru yang menyebabkan berkembanganya
kebudayaan yang ada. Dengan demikian terjadi hubungan timbal balik diantara
keduanya, di mana kebudayaan menjadi landasan pendidikan dan pendidikan
mengarahkan pada berkembangnya kebudayaan yang baru. Tolong saudara jelaskan
hubungan timbal balik dari peran
kebudayaan dan pendidikan tersebut.
Penyelesaian:
Carter V.Good dalam Dictionary of Education menyatakan bahwa
pendidikan merupakan: Proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk
sikap dan prilaku yang berlaku dalam masyarakatnya, dimana seseorang
dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin (misalnya sekolah) sehingga
ia dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan pribadinya.
Freeman Butt dalam bukunya yang terkenal Cultural
History of Western Education, bahwa: Pendidikan adalah kegiatan menerima
dan memberikan pengetahuan sehingga kebudayaan dapat diteruskan dari generasi
ke generasi berikutnya.
Senada dengan itu UU SISDIKNAS NO 20
tahun 2003 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Uraian diatas melukiskan tentang
hubungan pendidikan dan kebudayaan, pendidikan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi perkembangan kebudayaan. Kebudayaan sendiri berasal dari kebiasaan
masyarakat yang diturunkan secara terus menerus. Pendidikan merupakan
filterisasi kebudayaan, dengan pendidikan kebudayaan yang tidak baik dan tidak
sesuai dapat diganti, kebudayaan yang kurang sesuai dapat diperbaiki dan
kebudayaan yang sesuai dan bersifat baik dapat dipertahankan dan diteruskan.
Contoh kongkritnya kebudayaan asing
yang tidak sesuai dengan masyarakat Indonesia (busana yang terlihat seksi)
tidak perlu ditiru dan proses pencegahan
masuknya budaya asing dapat dilakukan dalam dunia pendidikan (guru menjelaskan
kerugian yang ditimbulkan dengan memakai pakaian ketat) Penjelasan ini bisa
dilakukan oleh guru mata pelajaran IPA yang menjelaskan pengaruh pakaian ketat
terhadap tubuh, atau guru mata pelajaran Agama dan guru-guru lainnya.
5. Dalam
menyiapkan peserta didik yang memahami kompleksitas dan tantangan global, perlu
dikembangkan sistem pendidikan berwawasan multikultural. Bagaimana pendapat
saudara tentang pernyataan itu? Uraikan dengan memberikan contoh sehingga akan
sangat membantu klarifikasi jawaban saudara.
Penyelesaian:
Azyumardi azra mendefinisikan pendidikan multikultural
sebagai pendidikan untuk atau tentang keragaman kebudayaan dalam merespon
perubahan demografi dan kultur lingkungan masyarakat tertentu atau bahkan demi
secara keseluruhan.
Prudence Crandall mengemukakan bahwa pendidikan
multikultural adalah pendidikan yang memperhatikan secara sungguh-sungguh
terhadap latar belakang peserta didik baik dari aspek keragaman suku (etnis),
ras, agama (aliran kepercayaan) dan budaya (kultur).
Dalam bukunya Menyemai benih Prof.
Miarso menyebutkan tanda dari globalisasi adalah meningkatnya informasi antar
warga dunia, banyaknya informasi yang tersedia dan diperoleh, meluasnya
cakrawala intelektual, munculnya keterbukan, demokratis, ekonomi dan politik,
memanjangnya jarak budaya generasi tua dan muda, serta meningkatnya kepedulian
dunia.
Era globalisasi secara umun ditandai
dengan masuknya pasar bebas, hal ini menyebabkan banyaknya kebudayaan asing
yang mudah sekali masuk ke Indonesia. Tanda lain dari era globalisasi adalah
perkembangan perekonomian yang semakin pesat dikarenakan banyak investor asing
yang beinvestasi. Tentunya keadaan seperti ini membuat dunia pendidikan harus
mampu menciptakan lulusan yang mampu bersaing di era globalisasi.
Pendidikan diera globalisasi juga
mengalami perkembangan, hal ini terlihat dari latar belakang peserta didik yang
beragam yang tidak hanya berasal dari Indonesia tetapi dari luar Indonesia
(warga negara asing yang bekerja diIndonesia) sebagai bentuk era globalisasi.
Saya sangat setuju dengan pernyataan
diatas yang menyatakan bahwa perlu dikembangkannya pendidikan yang berwawasan
multikulturan guna menyiapkan peserta didik yang memahami kompleksitas dan
tantangan global. Hal ini bertujuan agar peserta didik nantinya mampu bersaing
dan tidak mudah tersingkir dalam menapaki kehidupan. Namun ada baiknya
pengembangan pendidikan yang berwawasan multikultural tidak mengeser budaya
Nasional yang telah ada. Pendidikan berwawasan multikultural diharapkan menjadi
salah satu alat untuk meningkatkan mutu peseserta didik sehingga mampu bersaing
dipasar global.
Bukan berarti dengan mengembangkan
pendidikan berwawasan multikultural kita memperbolehkan budaya-budaya asing
yang tidak sesuai dengan norma-norma (adat ketimuran) dipakai oleh masyarakat
Indonesia, hanya saya dengan pendidikan berwawasan multikulturan peserta didik
memahami, mengetahui budaya-budaya dari bangsa-bangsa lain, tanpa perlu
mengadopsinya secara keseluruhan. Disinilah point penting yang menjadi PR kita
bersama, bagaimana cara mengembangkan pendidikan berwawasan multikultural tanpa
mengikis kebudayaan Nasional.